Pages

Friday, 31 December 2021

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 Pengertian Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah pengakhiran dari pada proses pemikiran tentang apa yang dianggap sebagai “masalah”, sebagai sesuatu yang merupakan penyimpangan dari pada yang dikehendaki, direncanakan, atau dituju, dengan menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif pemecahannya (Atmosudirjo, 1974). Pengambilan Keputusan (Decisions Making, Besluitneming) merupakan suatu proses dan berlangsung dalam suatu sistem, walaupun merupakan suatu keputusan atau keputusan pribadi sekali pun yang menyangkut suatu masalah pribadi pula (Atmosudirjo, 1974). Sistem di mana proses pengambilan keputusan itu berlangsung terdiri atas berbagai unsur (elements) atau bagian, dan masing – masing merupakan suatu faktor yang ikut menentukan segala apa yang terjadi atau yang akan terjadi.

Unsur yang utama dan mungkin yang terpenting di dalam proses pengambilan keputusan adalah Masalah atau Problema yang harus dihadapi dan menghendaki adanya keputusan dari kita. Melalui studi pengambilan keputusan ini dapat mengembangkan kesadaran dan kepercayaan akan diri sendiri yang setinggi – tingginya, suatu syarat mutlak bagi leadership, terutama leadership terhadap diri sendiri. Kesadaran dan leadership adalah sumber – sumber dari pada disiplin dan

 

hidup berdisiplin. Disiplin adalah ciri khas dari pada suatu masyarakat, suatu bangsa atau negara yang sudah maju dan beradab, yang sudah “sipil” (civilized, gecivieliseerd).

Studi tentang teori pengambilan keputusan akan banyak membantu dalam mengembangkan kemampuan berpikir secara praktis dan realistis, kemampuan mengenal, merumus dan sekaligus menganalisa masalah – masalah nyata serta jalan

jalanya untuk mengatasi atau memecahkan masalah – masalah tersebut (Atmosudirjo, 1974).


2.2 Fungsi Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan masalah yang sangat penting. Menurut Atmosudirjo (1974) masalah intinya ada dua yakni :

1) Keputusan itu merupakan pangkal atau permulaan dari semua macam aktifitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara berkelompok, secara institutional atau organisasionil. Jadi, barang siapa menghendaki adanya aktivitas – aktivitas yang tertentu, maka dia harus mampu dan berani mengambil keputusan – keputusannya yang bersangkutan dengan jitu, dan setepat – tepatnya.

2) Keputusan itu bersifat futuristik, artinya : mengenai hari kemudian, effeknya akan berlangsung atau bergema di hari – hari yang akan datang. Pada hal hari kemudian itu hanya terdiri atas ketidakpastian – ketidakpastian (uncertainties). Para pemimpin Agama berkata, bahwa yang pasti di dunia ini hanya ada dua, yakni mati dan hari kiamat.

 

Dengan perkataan lain, semua keputusan manusia sedikit banyak akan selalu bersifat atau berwarna subyektif. Bahkan di dalam mempergunakan teknik analisa statistik atau matematika pun masih terikat kepada kemampuan untuk menentukan data mana yang relevan dan mana yang tidak.


2.3 Jenis – Jenis Pengambilan Keputusan

Diukur dari segi informasi yang dapat dikumpulkan, maka pembuatan atau pengambilan keputusan itu dapat dibedakan antar lain:

1) Pengambilan keputusan dalam “kepastian” (certainty). Ini terjadi bila mana kita dapat mengetahui dan mengendalikan semua faktor variabel yang bersangkutan.

2) Pengambilan keputusan dengan “ketidakpastian” (uncertainty) adalah pengambilan keputusan dengan faktor – faktor yang di luar kekuasaan kita, bahkan gerak – gerik atau prilakunya pun tidak dapat kita perhitungkan. Misalnya, keputusan – keputusan yang harus diambil menghadapi perang, depressi, resessi, inflasi, maka sukar sekali menghadapi perluasan atau investasi.

3) Pengambilan keputusan dengan “resiko” (under risk) adalah pengambilan keputusan dengan faktor – faktor variable walaupun tidak bisa kita kendalikan atau dikuasai (N), namun kita ketahui sifat – sifat atau perilakunya, sehingga sampai batas – batas tertentu (probabilitas) dan masih dapat melakukan perkiraan yang mendekati kecocokan.

Di dalam mengambil keputusan, kita harus menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif yang kita pandang paling baik. Makin tinggi kedudukan kita sebagai

pengambil keputusan, maka kita menghadapi situasi – situasi yang tidak menentu. Makin ke bawah kedudukan kita, maka makin banyak faktor yang dapat diatur atau dikendalikan secara teknis.


2.4 Tujuan Pengambilan Keputusan

Tujuan pengembilan keputusan dapat dibedakan atas dua, yaitu (Hasan, 2002):


1) Tujuan yang bersifat tunggal

Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah yang lain.

2) Tujuan yang bersifat ganda

Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari suatu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.


2.5 Lingkup Keputusan

Pada prinsipnya terdapat dua basis dalam pengambilan keputusan, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan intiusi dan pengambilan keputusan rasional, berdasarkan hasil analisis keputusan (Mangkusubroto dan Trisnadi,1985). Skema pengambilan keputusan dengan intuisi disajikan pada Gambar 2.1. Unsur intuisi seseorang mengambil peran yang sangat besar. Logika bahwa suatu keputusan telah dipilih/diambil tidak dapat diperiksa secara logis.

 

2.6 Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan meliputi beberapa tahap dan melalui beberapa proses. Menurut Simon (1977), pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan. Empat proses tersebut adalah:


1) Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.


2) Design

Tahap ini merupakan proses menemukan dan mengembangkan alternatif. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.

 

3) Choice

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan di antara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif yang dipilih.


4) Implementation

Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan. 

 

Proses pengambilan keputusan menurut (Atmosudirjo, 1974), dapat dibagi menjadi empat langkah:

1) Langkah pertama

Mengenali kemudian merumusi setegas – tegasnya masalah yang hendak dianalisa, dirumus objective atau variabel – variabel yang hendak dicapai melalui pemecahan dari pada masalah tersebut.

2) Langkah kedua

Di perincikan alternatif – alternatif yang menurut perkiraan, dugaan atau pengalaman kita dapat dilakukan: tindakan – tindakan nyatanya (actions) strategi – strateginya, dan policy – policy nya yang mungkin.

3) Langkah ketiga

Kita perkirakan dan analisa konsekuensi – konsekuensi positif (yang kita harapkan keuntungan – keuntungan, dan efektifitas) dan negative (yang tidak kita harapkan, yang merugikan, biayanya, pengorbanannya) yang akan timbul menurut masing – masing alternatif.

4) Langkah kempat

Kita menentukan kriteria pemilihan atau penentuan keputusan, kita bandingkan untung ruginya masing – masing alternatif, kita nilai dan kita bandingkan keuntungan – keuntungan dan pengorbanan – pengorbanan yang diperkirakan dengan melihat kepada objective atau nilai yang hendak kita capai.


2.7 Perbedaan Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan

Perbedaan antara penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan seringkali orang sulit untuk membedakannya apabila dilihat dari segi prosesnya, sulit dibedakan karena keduanya menggunakan langkah – langkah proses yang mirip. Perbedaan diantara keduanya terletak pada “hasilnya”. penyelesaian masalah adalah pemikiran yang akhirnya bermuara pada hasil berupa penyelesaian kesenjangan antara hasil yang dinginkan dan hasil yang menjadi kenyataan.

Sedangkan pengambilan keputusan adalah pemikiran yang menghasilkan “pilihan” dari beberapa alternatif bertindak. Sebaliknya, pilihan itu terjadi dalam proses penyelesaian masalah karena dalam menyelesaikan suatu masalah, setiap langkah yang ditempuh mencakup aspek pengambilan keputusan. Jadi, masalah bisa timbul dalam organisasi karena penampilan yang buruk, krisis, tetapi juga karena adanya suatu peluang yang menaikan tingkat penampilan yang diinginkan (Salusu, 1996).


2.8 Teknik Pengambilan Keputusan

Teknik-teknik yang dirangkum oleh McGrew (1985) sebagai berikut:

1) Keputusan terprogram

a) Tradisional


1. Kebiasan.

2. Pekerjaan rutin sehari-hari; prosedur operasional yang baku.

3. Struktur organisasi; ada harapan bersama; melalui perumusan sub-sub tujuan; dengan menggunkan saluran informasi yang terumus dengan jelas.

 

b) Modern

1. Riset operasional; analisis matematik; model-model; simulasi komputer.

2. Proses data elektronik.

2) Keputusan tidak terprogram

a) Tradisional


1. Heuristic, yaitu mendorong seseorang untuk mencari dan menemukan sendiri intuisi, kreativitas.

2. Rule of thumbs, yaitu suatu prosedur praktis yang tidak menjamin penyelesaian optimal.

3. Dengan seleksi dan latihan bagi para eksekutif.


b) Modern

1. Menyelenggarakan pelatihan bagi para pengambil keputusan

2. Menciptakan program-program komputer.


2.9 Pendekatan Terhadap Pengambilan Keputusan


1) Model Brinckloe

Menurut Brinckloe (1977), pengambil keputusan dapat membuat keputusan dengan menggunakan satu atau beberapa pertimbangan berikut :

a) Fakta

Seorang pengambil keputusan yang selalu bekerja secara sistematis akan mengumpulkan semua fakta mengenai suatu masalah dan hasilnya ialah kemungkinan keputusan akan lahir dengan sendirinya.

 

b) Pengalaman

Pengalaman adalah guru terbaik. Seorang pengambil keputusan harus dapat memutuskan pertimbangan pengambilan keputusan berdasarkan pengalamannya. Namun, perlu diperhatikan bahwa peristiwa-peristiwa yang lampau tidak akan pernah sama dengan peristiwa-peristiwa pada saat ini.


c) Intuisi

Tidak jarang seorang pengambil keputusan menggunakan intuisinya dalam mengambil keputusan. Menggunakan intuisi tidak banyak tergantung pada fakta yang lengkap. Mungkin dengan informasi yang sedikit saja seseorang sudah dapat mengambil keputusan karena intuisi itulah yang dominant.


d) Logika

Pengambilan keputusan yang berdasar logika ialai suatu “studi yang rasional” terhadap semua unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Unsur-unsur tersebut diperhitungkan secara matang dan semua informasi dipertimbangkan tingkat reabilitasnya. Kemudian, untung rugi dari setiap tindakan yang direncanakan dianalisis secara komprehensif.


e) Analisis sistem

Analsis sistem bukanlah alternatif terbaik dalam mengelola organisasi tetapi merupakan instrument tambahan.


2) Model McGrew

Menurut McGrew (1985), hanya terdapat tiga pendekatan yaitu :


a) Rasional analitis

Pendekatan proses pengambilan keputusan rasional memberi perhatian utama pada hubungan antara keputusan dengan tujuan dan sasaran dari pengambil keputusan. Suatu keputusan dapat rasional jika dapat dijelaskan dan dibenarkan dengan mengaitkannya dengan sasaran pengambil keputusan.


b) Intuitif emosional

Pendekatan proses pengambilan keputusan intuitif emosional menyukai kebiasaan dan pengalaman, perasaan yang mendalam, pemikiran yang reflektif, dan naluri dengan menggunakan alam bawah sadar daripada tergantung pada fakta yang lengkap. Proses ini dapat didorong oleh naluri, orientasi kreatif dan konfrontasi kreatif.


c) Perilaku politis

Pendekatan proses pengambilan keputusan perilaku politis merupakan pengambilan keputusan individual dengan melakukan pendekatan kolektif. Keputusan diambil kalau beberapa orang yang terlibat dalam proses itu menyetujui bahwa mereka telah menemukan pemecahan. Mereka melakukan hal ini dengan saling menyesuaikan diri dan berunding, mengikuti peraturan permainan cara pengambilan keputusan dalam organisasi pada masa lalu.


2.10 Metode Pengambilan Keputusan

Dalam metode pengambilan keputusan terdapat beberapa metode, seperti Transportasi, Programing, Teori Permainan, dan sebagainya. Metode tersebut mempunyai situasi keputusan yang berbeda – beda dan pemecahannya. 

No comments:

Post a Comment